Selamat sore hujan..
terima kasih kamu sudah hadir sore ini menemani dan membawa ketentraman untuk diriku..
hujan?
entah mengapa aku sangat mengagumimu..
kamu bisa membawa ketenangan..
kamu bisa memberikan keceriaan dengan dentingan-dentingan air-air yang menjatuhi setiap benda yang ada di bumi..
kamu bisa memberikan suatu lukisan alam setelah dirimu pergi..
yaaah... lukisan dengan berbagai warna..
sungguh, engkau ciptaan Alloh yang luar biasa..
aku merenungi kekuasan-Nya darimu, hujan..
hujan...
mungkin hati ini memang sedang perlu kau basahi..
kamu tau, hujan..
terkadang hati ini sangat lemah, lemah dengan berbagai hal tentang dirinya..
dirinya.. iya dirinya..
seseorang yang dulu pernah membuatku terasa sedang bersamamu, hujan..
seseorang yang dulu memberikan ketentraman, ketenangan, dan lukisan alam itu..
seseorang yang membuatku menjadi seseorang hamba-Nya yang bersahaja..
tapi, dirinya telah lama pergi jauh.. jauh bagai musim kemarau yang tak pernah mengundangmu lagi hujan..
yaaah..
aku sudah mulai terbiasa dengan kekeringan..
aku sudah mulai beradaptasi dengan kepergiannya..
aku sudah mulai berusaha mengganti musim kemarau dengan musim semi..
namun,
hari ini, hujan itu datang lagi..
datang dengan kelembutan yang lebih lembut..
datang dengan sebuah ketenangan yang jauh menembus lubuk hati ini..
datang dengan sebuah lukisan harapan yang terang dan lebih berwarna..
tapi,
hati ini masih takut akan datangnya kembali kemarau..
hati ini masih takut akan buyarnya warna dalam lukisan..
hati ini masih takut akan berubahnya ketenangan menjadi sebuah kegusaran.
hujan..
aku kembalikan semua ini pada-Nya..
tapi, dari lubuk hatiku yang paling dalam..
aku hanya ingin hujan itu benar-benar akan terus membasahi hati ini..
aku hanya ingin hujan itu terus mewarnai lukisan-lukisan di hatiku..
namun,dengan hujan yang jatuh bebas ke bumi..
hujan yang bersahaja dalam ikatan yang lebih indah..
ikatan yang tak akan pernah tergantikan oleh kemarau..
-hujan, kembali-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar